Teleprocessing
Arsitektur ini masih sangat tradisional,
dimana satu komputer dengan sebuah CPU dengan banyak terminal seperti yang dipaparkan dalam gambar dibawah ini.
Gambar 1. Arsitektur Teleprocessing
Semua
pemrosesan dikerjakan dalam batasan fisik komputer yang sama. Terminal yang dipakai berjenis 'dumb', yaitu tidak
dapat berfungsi sendiri dan masing-masing terminal terhubung ke komputer pusat.
Terminal-terminal tersebut mengirimkan pesan melalui subsistem pengontrol
komunikasi ke program aplikasi, yang secara bergantian menggunakan DBMS.
Arsitektur ini menempatkan beban yang besar
pada komputer pusat. Komputer tidak hanya menjalankan program aplikasi tetapi juga
harus menyelesaikan sejumlah pekerjaan pada terminal untuk ditampilkan di monitor.
Kelebihan:
1. Biaya telekomunikasi yang murah memungkinkan terminal –
terminal untuk saling berhubungan.
2. Memungkinkan user bias menggunakan computer bersama – sama.
3. Komputer bisa membagi waktunya bergantian untuk tiap – tiap pemakai
4. Dapat melayani sampai ribuan terminal.
5. Semua data dan program –
program aplikasi tersimpan di hardisk komputer pusat.
Kelemahan :
1. Membutuhkan Mainframe yang harganya sangat mahal.
File-Server
Arsitektur ini mendistribusikan ke dalam jaringan sejenis LAN (Local Area Network). File server mengendalikan file yang
diperlukan oleh aplikasi dan DBMS. Meskipun DBMS dijalankan pada
masing-masing workstation tetapi
tetap meminta file dari file server jika diperlukan seperti yang dipaparkan pada gambar berikut
Gambar 2. Arsitektur File Server
KEUNTUNGAN FILE SERVER
1. Meskipun hanya
terbatas pada layanan file namun memberi keuntungan dalam perawatan file
data dan aplikasi,dan
aplikasi akan menjadi lebihcepat.
2.
Dengan cara ini, file server berfungsi sebagai sebuah hard disk yang digunakan secara bersamaan.
Kerugian
arsitektur file-server adalah :
- Banyak
lalulintas jaringan yang besar
- Masing-masing
workstation membutuhkan copy DBMS
Client
Server
Dengan masih adanya kekurangan-kekurangan pada arsitektur teleprocessing dan file server maka dikembangkan arsitektur client-server. Client-server
menunjukkan cara komponen software berinteraksi dalam bentuk sistem.
Sebuah pemroses client
yang membutuhkan sumber dan sebuah server
yang menyediakan sumbernya. Tidak ada kebutuhan client dan server yang
harus diletakkan pada mesin yang sama. lihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3. Arsitektur Client Server
Dalam
konteks basis data, client mengatur interface berfungsi sebagai workstation tempat menjalankan aplikasi
basis data. Client menerima
permintaan pemakai, memeriksa sintaks dan generate
kebutuhan basis data dalam SQL atau bahasa yang lain. Kemudian meneruskan pesan
ke server, menunggu response dan bentuk response untuk pemakai akhir. Server
menerima dan memproses permintaan basis data kemudian mengembalikan hasil ke client.
Proses-proses
ini melibatkan pemeriksaan autorisasi, jaminan integritas, pemeliharaan data dictionary dan mengerjakan query serta proses update.
Ada
beberapa keuntungan jenis arsitektur ini adalah :
• Memungkinkan akses basis data yang
besar
• Menaikkan kinerjakomputer
•
Biaya untuk hardware dapat dikurangi
• Hanya server yang membutuhkan storage dan kekuatan proses yang cukup
untuk menyimpan data
• Aplikasi menyelesaikan bagian operasi
pada client dan mengirimkan hanya
bagian yang dibutuhkan untuk akses basis data melewati jaringan, menghasilkan
data yang sedikit yang akan dikirim melewati jaringan.
Kelemahan dari arsitektur ini adalah :
1.
Membutuhkan hardware yang lebih
tinggi dan mahal untuk mesin server
2. Mempunyai satu titik lemah jika
menggunakan satu server, data user menjadi tak ada jika server mati.
3.
Membutuhkan software NOS yang
mahal contoh : NT atau server Windows 2000, XP,Novell, UNIX
4.
Aplikasi-aplikasi
berbasis client server memiliki kekurangan pada skalabilitas.
5.
Tidak ada
keterbaharuan kode.
6.
Tidak ada
tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi.
Three-Tier /
Multi-Tier
Model three-tier atau multi-tier
dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada arsitektur client/server. Dalam
model ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika
diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam arsitektur ini
masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :
·
Layanan
presentasi (tingkat client)
·
Layanan
bisnis (tingkat menengah)
·
Layanan data
(tingkat sumber data)
Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna
ditempatkan pada mesin client. Logika bisnis dikeluarkan dari kode client dan
ditempatkan dalam tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi server
database. Setiap tingkatan dalam model three-tier berada pada komputer
tersendiri. Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke
dalam lapisan-lapisan, aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas,
keterbaharuan, dan keamanan.
Arsitektur Three Tier merupakan inovasi dari
arsitektur Client Server. Pada arsitektur Three Tier ini terdapat Application
Server yang berdiri di antara Client dan Database Server. Contoh dari
Application server adalah IIS, WebSphere, dan sebagainya. Application Server
umumnya berupa business process layer, dimana bisa didevelop menggunakan PHP,
ASP.Net, maupun Java. Sehingga kita menempatkan beberapa business logic kita
pada tier tersebut.
Gambar 4. Three-Tier / Multi-Tier
Arsitektur Three Tier ini banyak sekali
diimplementasikan dengan menggunakan Web Application. Karena dengan menggunakan
Web Application, Client Side (Komputer Client) hanya akan melakukan instalasi
Web Browser. Dan saat komputer client melakukan inputan data, maka data
tersebut dikirimkan ke Application Server dan diolah berdasarkan business
process-nya. Selanjutnya Application Server akan melakukan komunikasi dengan
database server. Biasanya, implementasi arsitektur Three Tier terkendala dengan
network bandwidth. Karena aplikasinya berbasiskan web, maka Application Server selalu
mengirimkan Web Application-nya ke computer Client. Jika kita memiliki banyak
sekali client, maka bandwidth yang harus disiapkan akan cukup besar, Sedangkan
network bandwidth biasanya memiliki limitasi. Oleh karena itu biasanya, untuk
mengatasi masalah ini, Application Server ditempatkan pada sisi client dan
hanya mengirimkan data ke dalam database server. Konsep model three-tier adalah
model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasi - aplikasi
mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan. Dalam Skala besar mempunyai kelebihan :
·
Keamanan
dibelakang firewall.
·
Transfer
informasi antara web server dan server database optimal.
·
Komunikasi
antara system-sistem tidak harus didasarkan pada standart internet, tetapi
dapat menggunakan protocol komunikasi yang lebvih cepat dan berada pada tingkat
yang lebih rendah.
·
Penggunaan
middleware mendukung efisiensi query database dalam SQL di pakai untuk
menangani pengambilan informasi dari database.
Keuntungan Arsitektur Three-Tier
·
Keluwesan teknologi
·
Mudah untuk
mengubah DBMS engine
·
Memungkinkan
pula middle tier ke platform yang berbeda
·
Biaya jangka
panjang yang rendah
· Segala
sesuatu mengenai database terinstalasikan pada sisi server, begitu pula dengan
pengkonfigurasiannya. Hal ini membuat harga yang harus dibayar lebih kecil.
· Apabila
terjadi kesalahan pada salah satu lapisan tidak akan menyebabkan lapisan lain
ikut salah
· Perubahan
pada salah satu lapisan tidak perlu menginstalasi ulang pada lapisan yang
lainnya dalam hal ini sisi server ataupun sisi client.
Kekurangan
arsitekture Three Tier :
•
Lebih
susah untuk merancang sistem
•
Lebih
susah untuk mengatur
•
Lebih
mahal
Dari diskripsi-diskripsi macam-macam arsitektur diatas saya
berpendapat bahwa arsitektur three tier merupakan arsitektur yang lebih unggul
daripada arsitektu-arsitektur yang lainnya,karena dalam arsitektur three tier
ini merupakan perkembangan dari arsitektur-arsitektur sebelumnya dan semakin
kecil efek kelemahan yang dibuatnya. Arsitektur three tier ini memiliki banyak
fungsi atau penyempurnaan dari arsitektur client server. Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan
pada arsitektur client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam
tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga
dalam arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar