Selasa, 12 Maret 2013

TUGAS BASIS DATA: PERBANDINGAN ARSITEKTUR BASIS DATA antara Teleprocessing, File-Server Architecture, Client-Server Architecture, Three Tier Architecture

Teleprocessing
Arsitektur ini masih sangat tradisional, dimana satu komputer dengan sebuah CPU dengan banyak terminal seperti yang dipaparkan dalam gambar dibawah ini.

Gambar 1. Arsitektur Teleprocessing

Semua pemrosesan dikerjakan dalam batasan fisik komputer yang sama. Terminal yang dipakai berjenis 'dumb', yaitu tidak dapat berfungsi sendiri dan masing-masing terminal terhubung ke komputer pusat. Terminal-terminal tersebut mengirimkan pesan melalui subsistem pengontrol komunikasi  ke program aplikasi, yang secara bergantian menggunakan DBMS.

Arsitektur ini menempatkan beban yang besar pada komputer pusat. Komputer tidak hanya menjalankan program aplikasi tetapi juga harus menyelesaikan sejumlah pekerjaan pada terminal untuk ditampilkan di monitor.
Kelebihan:
1.    Biaya telekomunikasi yang murah memungkinkan terminal – terminal untuk saling berhubungan.
2.    Memungkinkan user bias menggunakan computer bersama – sama.
3.    Komputer bisa membagi waktunya bergantian untuk tiap – tiap pemakai
4.    Dapat melayani sampai ribuan terminal.
5.    Semua data dan program – program aplikasi tersimpan di hardisk komputer pusat.
      Kelemahan :
1.    Membutuhkan Mainframe yang harganya sangat mahal.


File-Server
Arsitektur ini mendistribusikan  ke dalam jaringan sejenis LAN (Local Area Network).  File server mengendalikan file yang diperlukan oleh aplikasi dan DBMS. Meskipun DBMS dijalankan pada masing-masing workstation tetapi tetap meminta file dari file server jika diperlukan seperti yang dipaparkan pada gambar berikut



Gambar 2. Arsitektur File Server

KEUNTUNGAN FILE SERVER 
1.    Meskipun hanya terbatas pada layanan file namun memberi keuntungan dalam perawatan file data dan aplikasi,dan aplikasi akan menjadi lebihcepat.
2.    Dengan cara ini, file server berfungsi sebagai sebuah hard disk yang digunakan secara bersamaan.

Kerugian arsitektur file-server adalah :
Banyak lalulintas jaringan yang besar
- Masing-masing workstation membutuhkan copy DBMS


Client Server
Dengan masih adanya kekurangan-kekurangan pada arsitektur teleprocessing dan file server maka dikembangkan arsitektur client-server. Client-server menunjukkan cara komponen software berinteraksi dalam bentuk sistem.
Sebuah pemroses client yang membutuhkan sumber dan sebuah server yang menyediakan sumbernya. Tidak ada kebutuhan client dan server yang harus diletakkan pada mesin yang sama.  lihat pada gambar dibawah ini.

           

Gambar 3. Arsitektur Client Server

Dalam konteks basis data, client mengatur interface berfungsi sebagai workstation tempat menjalankan aplikasi basis data. Client menerima permintaan pemakai, memeriksa sintaks dan generate kebutuhan basis data dalam SQL atau bahasa yang lain. Kemudian meneruskan pesan ke server, menunggu response dan bentuk response untuk pemakai akhir. Server menerima dan memproses permintaan basis data kemudian mengembalikan hasil ke client.
Proses-proses ini melibatkan pemeriksaan autorisasi, jaminan integritas, pemeliharaan data dictionary dan mengerjakan query serta proses update.

Ada beberapa keuntungan jenis arsitektur ini adalah :
          Memungkinkan akses basis data yang besar
          Menaikkan kinerjakomputer
         Biaya untuk hardware dapat dikurangi
         Hanya server yang membutuhkan storage dan kekuatan proses yang cukup untuk menyimpan data
         Aplikasi menyelesaikan bagian operasi pada client dan mengirimkan hanya bagian yang dibutuhkan untuk akses basis data melewati jaringan, menghasilkan data yang sedikit yang akan dikirim melewati jaringan.

Kelemahan dari arsitektur ini adalah :
1.      Membutuhkan hardware yang lebih tinggi dan mahal untuk mesin server
2.      Mempunyai satu titik lemah jika menggunakan satu server, data user menjadi tak ada jika server mati.
3.      Membutuhkan software NOS yang mahal contoh : NT atau server Windows 2000, XP,Novell, UNIX
4.      Aplikasi-aplikasi berbasis client server memiliki kekurangan pada skalabilitas.
5.      Tidak ada keterbaharuan kode.
6.      Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi.


Three-Tier / Multi-Tier
Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada arsitektur client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :
·         Layanan presentasi (tingkat client)
·         Layanan bisnis (tingkat menengah)
·         Layanan data (tingkat sumber data)
Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin client. Logika bisnis dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan dalam tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi server database. Setiap tingkatan dalam model three-tier berada pada komputer tersendiri. Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.
Arsitektur Three Tier merupakan inovasi dari arsitektur Client Server. Pada arsitektur Three Tier ini terdapat Application Server yang berdiri di antara Client dan Database Server. Contoh dari Application server adalah IIS, WebSphere, dan sebagainya. Application Server umumnya berupa business process layer, dimana bisa didevelop menggunakan PHP, ASP.Net, maupun Java. Sehingga kita menempatkan beberapa business logic kita pada tier tersebut. 

Gambar 4. Three-Tier / Multi-Tier

Arsitektur Three Tier ini banyak sekali diimplementasikan dengan menggunakan Web Application. Karena dengan menggunakan Web Application, Client Side (Komputer Client) hanya akan melakukan instalasi Web Browser. Dan saat komputer client melakukan inputan data, maka data tersebut dikirimkan ke Application Server dan diolah berdasarkan business process-nya. Selanjutnya Application Server akan melakukan komunikasi dengan database server. Biasanya, implementasi arsitektur Three Tier terkendala dengan network bandwidth. Karena aplikasinya berbasiskan web, maka Application Server selalu mengirimkan Web Application-nya ke computer Client. Jika kita memiliki banyak sekali client, maka bandwidth yang harus disiapkan akan cukup besar, Sedangkan network bandwidth biasanya memiliki limitasi. Oleh karena itu biasanya, untuk mengatasi masalah ini, Application Server ditempatkan pada sisi client dan hanya mengirimkan data ke dalam database server. Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasi - aplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan. Dalam Skala besar mempunyai kelebihan :
·         Keamanan dibelakang firewall.
·         Transfer informasi antara web server dan server database optimal.
·         Komunikasi antara system-sistem tidak harus didasarkan pada standart internet, tetapi dapat menggunakan protocol komunikasi yang lebvih cepat dan berada pada tingkat yang lebih rendah.
·         Penggunaan middleware mendukung efisiensi query database dalam SQL di pakai untuk menangani pengambilan informasi dari database.

Keuntungan Arsitektur Three-Tier
·         Keluwesan teknologi
·         Mudah untuk mengubah DBMS engine
·         Memungkinkan pula middle tier ke platform yang berbeda
·         Biaya jangka panjang yang rendah
·        Segala sesuatu mengenai database terinstalasikan pada sisi server, begitu pula dengan       pengkonfigurasiannya. Hal ini membuat harga yang harus dibayar lebih kecil.
·    Apabila terjadi kesalahan pada salah satu lapisan tidak akan menyebabkan lapisan lain ikut salah
·  Perubahan pada salah satu lapisan tidak perlu menginstalasi ulang pada lapisan yang lainnya dalam hal ini sisi server ataupun sisi client.

Kekurangan arsitekture Three Tier :
          Lebih susah untuk merancang sistem
          Lebih susah untuk mengatur
          Lebih mahal


Dari diskripsi-diskripsi macam-macam arsitektur diatas saya berpendapat bahwa arsitektur three tier merupakan arsitektur yang lebih unggul daripada arsitektu-arsitektur yang lainnya,karena dalam arsitektur three tier ini merupakan perkembangan dari arsitektur-arsitektur sebelumnya dan semakin kecil efek kelemahan yang dibuatnya. Arsitektur three tier ini memiliki banyak fungsi atau penyempurnaan dari arsitektur client server. Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada arsitektur client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar