Selasa, 02 April 2013

Model Proses(PART II)

Waterfall
Model ini adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Berikut ini ada dua gambaran dari waterfall model. Sekalipun keduanya menggunakan nama-nama fase yang berbeda, namun sama dalam intinya. Fase-fase dalam Waterfall Model menurut referensi Pressman:

Fase-fase dalam Waterfall Model menurut referensi Sommerville :

1. Requirements analysis and definition: Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap.
2. System and software design: Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap.
3. Implementation and unit testing: desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun langsung diuji baik secara unit.
4. Integration and system testing: Penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara keseluruhan (system testing).
5. Operation and maintenance: mengoperasikan program dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.

Kekurangan yang utama dari model ini adalah kesulitan dalam mengakomodasi perubahan setelah proses dijalani. Fase sebelumnya harus lengkap dan selesai sebelum mengerjakan fase berikutnya.
Masalah dengan waterfall :
1. Perubahan sulit dilakukan karena sifatnya yang kaku.
2. Karena sifat kakunya, model ini cocok ketika kebutuhan dikumpulkan secara lengkap sehingga perubahan bisa ditekan sekecil mungkin. Tapi pada kenyataannya jarang sekali konsumen/pengguna yang bisa memberikan kebutuhan secara lengkap, perubahan kebutuhan adalah sesuatu yang wajar terjadi.
3. Waterfall pada umumnya digunakan untuk rekayasa sistem yang besar dimana proyek dikerjakan di beberapa tempat berbeda, dan dibagi menjadi beberapa bagian sub-proyek.

Evolutionary Software Process Models
Bersifat iteratif/ mengandung perulangan. Hasil proses berupa produk yang makin lama makin lengkap sampai versi terlengkap dihasilkan sebagai produk akhir dari proses.
Dua model dalam evolutionary software process model adalah:
1.     Incremental Model (Original: Mills)

1. kombinasikan element-element dari waterfall dengan sifat iterasi/perulangan.
2. element-element dalam waterfall dikerjakan dengan hasil berupa produk dengan spesifikasi tertentu, kemudian proses dimulai dari fase pertama hingga akhir dan menghasilkan produk dengan spesifikasi yang lebih lengkap dari yang sebelumnya. Demikian seterusnya hingga semua spesifikasi memenuhi kebutuhan yang ditetapkan oleh pengguna.
3. produk hasil increment pertama biasanya produk inti (core product), yaitu produk yang memenuhi kebutuhan dasar. Produk tersebut digunakan oleh pengguna atau menjalani review/pengecekan detil. Hasil review tersebut menjadi bekal untuk pembangunan pada increment berikutnya. Hal ini terus dikerjakan sampai produk yang komplit dihasilkan.
4. model ini cocok jika jumlah anggota tim pengembang/pembangun PL tidak cukup.
5. Mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel.
6. Produk yang dihasilkan pada increment pertama bukanlah prototype, tapi produk yang sudah bisa berfungsi dengan spesifikasi dasar.
Masalah dengan Incremental model:
1. cocok untuk proyek berukuran kecil (tidak lebih dari 200.000 baris coding)
2. mungkin terjadi kesulitan untuk memetakan kebutuhan pengguna ke dalam rencana spesifikasi masing-masing hasil increment

2.     Spiral Model (Original: Boehm)

Proses digambarkan sebagai spiral. Setiap loop mewakili satu fase dari software process. Loop paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem, loop selanjutnya tentang definisi dari kebutuhan, loop berikutnya berkaitan dengan desain sistem dan seterusnya. Setiap Loop dibagi menjadi beberapa sektor :
1. Objective settings (menentukan tujuan): menentukan tujuan dari fase yang ditentukan. Batasan-batasan pada proses dan produk sudah diketahui. Perencanaan sudah disiapkan. Resiko dari proyek sudah diketahui. Alternatif strategi sudah disiapkan berdasarkan resiko-resiko yang diketahui, dan sudah direncanakan.
2. Risk assessment and reduction (Penanganan dan pengurangan resiko): setiap resiko dianalisis secara detil pada sektor ini. Langkahlangkah penanganan dilakukan, misalnya membuat prototype untuk mengetahui ketidakcocokan kebutuhan.
3. Development and Validation (Pembangunan dan pengujian): Setelah evaluasi resiko, maka model pengembangan sistem dipilih. Misalnya jika resiko user interface dominan, maka membuat prototype User Interface. Jika bagian keamanan yang bermasalah, maka menggunakan model formal dengan perhitungan matematis, dan jika masalahnya adalah integrasi sistem waterfall lebih cocok
4.Planning : Proyek dievaluasi atau ditinjau ulang dan diputuskan untuk terus ke fase loop selanjutnya atau tidak. Jika melanjutkan ke fase berikutnya rencana untuk loop selanjutnya. Pembagian sektor tidak bisa saja dikembangkan seperti pada pembagian sektor berikut pada model variaso spiral dibawah ini :

1. Customer communication: membangun komunikasi yang baik dengan pengguna/customer.
2. Planning: mendefinisikan sesumber, batas waktu, informasi-informasi lain seputar proyek
3. Risk analysis: identifikasi resiko managemen dan teknis
4. Engineering: pembangunan contoh-contoh aplikasi, misalnya prototype
5. Construction and release : pembangunan, test, install dan support.
6. Customer evaluation: mendapatkan feedback dari pengguna beradasarkan evaluasi PL pada fase engineering dan fase instalasi. Pada model spiral, resiko sangat dipertimbangkan. Resiko adalah sesuatu yang mungkin mengakibatkan kesalahan. Model spiral merupakan pendekatan yang realistik untuk PL berskala besar. Pengguna dan pembangun bisa memahami dengan baik software yang dibangun karena setiap kemajuan yang dicapai selama proses dapat diamati dengan baik. Namun demikian, waktu yang cukup panjang mungkin bukan pilihan bagi pengguna, karena waktu yang lama sama dengan biaya yang lebih besar.

RAD (Rapid Application Development)
RAD adalah model proses pembangunan PL yang incremental. RAD menekankan pada siklus pembangunan yang pendek/singkat. RAD mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkat dicapai dengan menerapkan component based construction. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Jika kebutuhan lengkap dan jelas maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan secara komplit software yang dibuat adalah misalnya 60 sampai 90 hari.
Kelemahan dalam model ini:
1. tidak cocok untuk proyek skala besar
2. proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi
3. sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini
4. resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini

Fase-fase di atas menggambarkan proses dalam model RAD. Sistem dibagi-bagi menjadi beberapa modul dan dikerjakan dalam waktu yang hampir bersamaan dalam batasan waktu yang sudah ditentukan.
1. Business modelling : menjawab pertanyaan-pertanyaan: informasi apa yang mengendalikan proses bisnis? Informasi apa yang dihasilkan? Siapa yang menghasilkan informasi? Kemana informasi itu diberikan? Siapa yang mengolah informasi? _ kebutuhan dari sistem
2. Data modelling: aliran informasi yang sudah didefinisikan, disusun menjadi sekumpulan objek data. Ditentukan karakteristik/atribut dan hubungan antar objek-objek tersebut _ analisis kebutuhan dan data
3. Process Modelling : objek data yang sudah didefinisikan diubah menjadi aliran informasi yang diperlukan untukmenjalankan fungsi-fungsi bisnis.
4. Application Generation: RAD menggunakan component program yang sudah ada atau membuat component yang bisa digunakan lagi, selama diperlukan.
5. Testing and Turnover: karena menggunakan component yang sudah ada, maka kebanyakan component sudah melalui uji atau testing. Namun component baru dan interface harus tetap diuji.

Prototyping Model
Kadang-kadang klien hanya memberikan beberapa kebutuhan umum software tanpa detil input, proses atau detil output. Di lain waktu mungkin dimana tim pembangun (developer) tidak yakin terhadap efisiensi dari algoritma yang digunakan, tingkat adaptasi terhadap sistem operasi atau rancangan form user interface. Ketika situasi seperti ini terjadi model prototyping sangat membantu proses pembangunan software. Proses pada model prototyping yang digambarkan pada gambar 1, bisa dijelaskan sebagai berikut:
- pengumpulan kebutuhan: developer dan klien bertemu dan menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya. Detil kebutuhan mungkin tidak dibicarakan disini, pada awal pengumpulan kebutuhan
- perancangan : perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype.
- Evaluasi prototype: klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas kebutuhan software. Perulangan ketiga proses ini terus berlangsung hingga semua kebutuhan terpenuhi. Prototype-prototype dibuat untuk memuaskan kebutuhan klien dan untuk memahami kebutuhan klien lebih baik. Prototype yang dibuat dapat dimanfaatkan kembali untuk membangun software lebih cepat, namun tidak semua prototype bisa dimanfaatkan. Sekalipun prototype memudahkan komunikasi antar developer dan klien, membuat klien mendapat gambaran awal dari prototype , membantu mendapatkan kebutuhan detil lebih baik namun demikian prototype juga menimbulkan masalah:
1. dalam membuat prototype banyak hal yang diabaikan seperti efisiensi, kualitas, kemudahan dipelihara/dikembangkan, dan kecocokan dengan lingkungan yang sebenarnya. Jika klien merasa cocok dengan prototype yang disajikan dan berkeras terhadap produk tersebut, maka developer harus kerja keras untuk mewujudkan produk tersebut menjadi lebih baik, sesuai kualitas yang seharusnya.
2. developer biasanya melakukan kompromi dalam beberapa hal karena harus membuat prototype dalam waktu singkat. Mungkin sistem operasi yang tidak sesuai, bahasa pemrograman yang berbeda, atau algoritma yang lebih sederhana. Agar model ini bisa berjalan dengan baik, perlu disepakati bersama oleh klien dan developer bahwa prototype yang dibangun merupakan alat untuk mendefinisikan kebutuhan software.



Component-based Development Model
Component-based development sangat berkaitan dengan teknologi berorientasi objek. Pada pemrograman berorientasi objek, banyak class yang dibangun dan menjadi komponen dalam suatu software. Class-class tersebut bersifat reusable artinya bisa digunakan kembali. Model ini bersifat iteratif atau berulang-ulang prosesnya. Secara umum proses yang terjadi dalam model ini adalah:
1. identifikasi class-class yang akan digunakan kembali dengan menguji class tersebut dengan data yang akan dimanipulasi dengan aplikasi/software dan algoritma yang baru
2. Class yang dibuat pada proyek sebelumnya disimpan dalam class library, sehingga bisa langsung diambil dari library yang sudah ada. Jika ternyata ada kebutuhan class baru, maka class baru dibuat dengan metode berorientasi objek.
3. bangun software dengan class-class yang sudah ditentukan atau class baru yang dibuat, integrasikan. Penggunaan kembali komponen software yang sudah ada menguntungkan dari segi:
1. siklus waktu pengembangan software, karena mampu mengurangi waktu 70%
2. biaya produksi berkurang sampai 84% arena pembangunan komponen berkurang Pembangunan software dengan menggunakan komponen yang sudah tersedia dapat menggunakan komponen COTS (Commercial off-the-shelf) – yang bisa didapatkan dengan membeli atau komponen yang sudah dibangun sebelumnya secara internal. Component-Based Software Engineering (CBSE) adalah proses yang menekankan perancangan dan pembangunan software dengan menggunakan komponen software yang sudah ada. CBSE terdiri dari dua bagian yang terjadi secara paralel yaitu software engineering (component-based development) dan domain engineering seperti yang digambarkan pada Gambar 2:
1. domain engineering menciptakan model domain bagi aplikasi yang akan digunakan untuk menganalisis kebutuhan pengguna. Identifikasi, pembangunan, pengelompokan dan pengalokasikan komponen komponen software supaya bisa digunakan pada sistem yang ada dan yang akan datang.
2. software engineering (component-based development) melakukan analisis terhadap domain model yang sudah ditetapkan kemudian menentukan spesifikasi dan merancang berdasarkan model struktur dan spesifikasi sistem, kemudian melakukan pembangunan software dengan menggunakan komponen komponen yang sudah ditetapkan berdasarkan analisis dan rancangan yang dihasilkan sebelumnya hingga akhirnya menghasilkan software.


Extreme Programming (XP) Model
Model proses ini diciptakan dan dikembangkan oleh Kent Beck. Model ini adalah model proses yang terbaru dalam dunia rekayasa perangkat lunak dan mencoba menjawab kesulitan dalam pengembangan software yang rumit dan sulit dalam implementasi. Menurut Kent Beck XP adalah : “A lightweight, efficient, low-risk, flexible,predictable, scientific and fun way to develop software”. Suatu model yang menekankan pada:
- keterlibatan user secara langsung
- pengujian
- pay-as-you-go design
Adapun empat nilai penting dari XP
1. Communication/Komunikasi : komunikasi antara developer dan klien sering menjadi masalah. Karena itu komunikasi dalam XP dibangun dengan melakukan pemrograman berpasangan (pair programming). Developer didampingi oleh pihak klien dalam melakukan coding dan unit testing sehingga klien bisa terlibat langsung dalam pemrograman sambil berkomunikasi dengan developer. Selain itu perkiraan beban tugas juga diperhitungkan.
2. Simplicity/ sederhana: Menekankan pada kesederhanaan dalam pengkodean: “What is the simplest thing that could possibly work?” Lebih baik melakukan hal yang sederhana dan mengembangkannya besok jika diperlukan. Komunikasi yang lebih banyak mempermudah, dan rancangan yang sederhana mengurangi penjelasan.
3. Feedback / Masukan/Tanggapan: Setiap feed back ditanggapi dengan melakukan tes, unit test atau system integration dan jangan menunda karena biaya akan membengkak (uang, tenaga, waktu).
4. Courage / Berani: Banyak ide baru dan berani mencobanya, berani mengerjakan kembali dan setiap kali kesalahan ditemukan, langsung diperbaiki.

Senin, 25 Maret 2013

RPL Bab 2: PROSES MODEL



PROSES MODEL
Proses model adalah sekumpulan dari tahapan-tahapan yang sudah diprediksi. Model proses didasari oleh proses pembelajaran sosial dimana untuk mengubah pengetahuan ke software diperlukan dialog antara user dengan desainer dan juga dialog antara desainer dengan perangkat. Yang terlibat dalam proses model adalah software engineering, manajer. Proses model disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan software enginner dan manajer untuk melakukan pengembangan produk perangkat lunak. Untuk menyediakan kestabilan, sebuah proses harus cepat untuk mengontrol, mengorganisir aktivitas. Jika dibiarakan maka proses akan menjadi kacau. Berbagai jenis proyek memerlukan proses perangkat lunak yang berbeda. Indikator terbaik dari seberapa baik proses perangkat lunak telah bekerja adalah kualitas, ketepatan waktu, dan kelangsungan hidup jangka panjang dari produk perangkat lunak yang dihasilkan

Proses Software
Definisi Proses Software yaitu proses perangkat kerja untuk aktivitas, aksi dan tugas yang memenuhi syarat untuk membangun software yang berkualitas tinggi. Definisi diambil dari perangkat lunak yang direkayasa dan diadaptasi oleh kreator. Software engineer yang berpengetahuan adalah orang yang tepat untuk membangun sebuah produk.
Proses generik Kerangka:
1.      Komunikasi
2.      Perencanaan
3.      Modeling
4.      Kontruksi
5.      Deployment
Umbrella Activities(diterapkan sepanjang proses)
1.      Pelacakan dan kontrol proyek software
2.      Risiko manajemen
3.      Kualitas jaminan software
4.      Teknik ulasan formal
5.      Pengukuran
6.      Konfigurasi software manajemen
7.      Persiapan pekerjaan dan produksi produk

Diagram Proses
Menjelaskan bagaimana setiap konstruk dari lima kegiatan kerangka, tindakan, dan tugas-tugas yang diselenggarakan yang berhubungan dengan urutan dan waktu.
a.       Proses aliran Linier
Proses ini mengeksekusi setiap loop kegiatan diawal agar bisa berurutan 
b.      Aliran proses Iteratif
Proses ini akan mengulang satu atau lebih dari aktivitas sebelum melakukan proses selanjutnya.
c.       Aliran proses Pararel
Proses ini mengeksekusi lebih dari satu aktivitas dengan mempararelkan aktivitas yang lainnya.
d.      Aliran proses Evolusi
Proses ini mengeksekusi  aktivitas secara melingkar, mengarah ke versi yang lebih lengkap.

Task set
Setiap rekayasa perangkat lunak berkaitan dengan aksi dan bagan kegiatan aktivitas yang dapat diwakili oleh satu set tugas yang berbeda. Proyek-proyek kecil menjadi satu tidak memerlukan task set adalah sebagian besar dari proyek-proyek yang kompleks. Task set disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari sebuah proyek perangkat lunak dan karakteristik proyek.
Pola proses
Menjelaskan masalah yang terkait dengan proses yang ditemui saat bekerja. Mengidentifikasi lingkungan dimana masalah itu harus dihadapi dan harus menunjukkan bukti solusi dari masalah.
Macam-macam Pola :
a.       Stage patterns
Mendefinisikan masalah yang berhubungan dengan framework atau proses
b.      Tasks patterns
Mendifinisikan masalah yang berhubungan dengan aksi software engineering atau tugas kerja.
c.       Phase patterns
mendefinisikan urutan atau aliran Kegiatan Itu kerangka terjadi dalam proses.

Senin, 18 Maret 2013

TUGAS RPL : Software dan Software Engineering



SOFTWARE DAN SOFTWARE ENGINEERING

     A.      Definisi software
Software adalah sekumpulan item-item yang membentuk konfigurasi,dirancang oleh engineer dan digunakan dalam masyarakat.
Software mempunyai karakteristik yang sangat berbeda dengan hardware. Software itu dikembangkan atau direkayasa,tidak diproduksi dalam pengertian klasik. Meskipun banyak memiliki kesamaan antara perkembangan software dan hardware, tetapi kedua kinerja mereka sangatlah berbeda.
1.       Aplikasi domain software.
Kira-kira ada sekitar 7 kategori software komputer yangmenyajikan tantangan bagi software engineer:
a.       Sistem software
Sebuah kumpulan program yang ditulis untuk melayani program lain. Beberapa sistem software sangat komplek tetapi membedakan 4 struktur informasi. Sistem aplikasi lainnya berproses sangat besar data tidak tetap.
b.      Aplikasi software
Program berdiri sendiri untuk menyelesaikan kebutuhan spesifik bisnis. Aplikasi di area bisnis atau tekhnik data jauh pada fasilitas bisnis.
c.       Rekayasa/ software ilmiah.
Mempunyai karakteristik seperti angka-angka algoritma. Berbagai aplikasi dari astronomi atau volcanologi.
d.      Software tertanam.
Risides dalam produk atau sistem yang digunakan untuk mengimplementasi dan mengontrol fitur-fitur dan fungsi-fungsi untuk pengguna atau sistemnya.
e.      Produk software.
Didesain untuk memberikan kemampuan spesifik untuk digunakan pengguna yang berbeda.
f.        Aplikasi web.
Biasanya disebut WebApps, ini lebih dikenal kategori software yang meliputi beragam aplikasi.
g.       Software kecerdasan buatan.
Digunakan angka algoritma untuk menyelesaikan masalah yang komplek yang tidak dapat diterima untuk mudah dianalisis.
    B.      Software engineering
Software enginnering adalah teknologi yang harus digunakan oleh setiap orang yang akan membangun software melalui serangkaian proses.
a.       Komunikasi.
Komunikasi bertujuan untuk memahami dan menemukan fitur-fitur dan fungsi software.
b.      Rencana.
Kita harus merencanakan apa yang akan menjadi tujuan kita, dan kita juga harus siap apa yang menjadi akibat dari rencana yang kita buat.
c.       Konstruksi.
Kegiatan penggabungan kode dan pengujian yang diperlukan untuk memecahkan kode.
d.      Penyebaran.
Kegiatan ini untuk mengevaluasi produk untuk memberikan umpan balik berdasarkan evaluasi.

Software  engineering realities:
-          Masalah harus dipahami sebelum software solution dikembangkan.
-          Desain adalah aktivitas yang sangat penting.
-          Software seharusnya untuk kualitas yang tinggi.
-          Software seharusnya terus menerus diperbaiki.

Software engineering Umbrella activities :
-          Proyek software pelacakan dan kontrol
-          Manajemen resiko
-          Teknis ulasan
-          Pengukuran
-          Konfigurasi manajemen software
-          Manajemen ulasan
-          Produk persiapan kerja